-
-
-
Dengan anak-anak di Kampung Taroy
-
-
-
-
-
Wawancara untuk pembuatan film
Kabupaten Teluk Bintuni merupakan kabupaten yang memiliki ekosistem bakau dan gambut (peat & mangrove ecosystem-PME) terluas di Provinsi Papua Barat. Survey kali ini dilakukan pada 3-4 April 2021 untuk groundcheck kondisi PME yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni. Berdasarkan hasil analisis Environmentally Sensitive Area (ESA) (Syartinilia et al. 2019) diketahui bahwa 82% Papua Barat terdiri dari area dengan tingkat sensitivitas tinggi dimana perlu menjadi perhatian pemerintah Papua Barat. Salah satu bentuk ekosistem penting yang masuk kedalam area dengan sensitivitas tinggi adalah PME. Survey juga mengunjungi kampung nelayan yaitu Kampung Taroy yang merupakan kampung nelayan di kawasan gambut dan juga mangrove. Masyarakat kampung Taroy yang menggantungkan hidupnya dari hasil tangkapan udang dan kepiting merasakan manfaat dengan terjaganya ekosistem mangrove yang ada. Mereka juga aktif melakukan penanaman mangrove di sekitar kampung mereka.
Diketahui bahwa Papua Barat sudah mendeklarasikan sebagai Provinsi Konservasi atau Provinsi Berkelanjutan yang memiliki minimal kawasan lindungnya adalah 70%. Bekerjasama dengan Conservation International Indonesia, saya membantu analisis menggunakan pendekatan biofisik untuk menilai sensitivitas kawasan melalui model ESA untuk mendapatkan kawasan lindung 70% guna memperbaiki RTRWP Papua Barat menuju Provinsi Konservasi. Dalam kegiatan survey kali ini jugad dilakukan proses pembuatan video dokumenter oleh Conservation International Indonesia melalui pengambilan gambar kegiatan survey, kondisi lanskap, dan juga wawancara.
Referensi:
Syartinilia, Wahyuni S, Siahainenia AJ, Santoso I. 2019. Environmentally sensitive area models for supporting West Papua conservation province, Proc. SPIE 11372, Sixth International Symposium on LAPAN-IPB Satellite, 113721D, http://dx.doi.org/10.1117/12.2542766